Home
Upaya Turunkan Angka Stunting, TPPS Kota Dumai Bahas Strategi Jitu | Berkas Rasyid Assaf Dongoran sebagai Bakal Calon Bupati Tapsel Di terima PAN Tapsel | Wabup Rasyid Assaf Dongoran Mendaftar ke PDI Perjuangan sebagai Bakal Calon Bupati Tapsel. | Pj Bupati Kampar Menjadi Saksi Pernikahan Fitri Ramadhani Puteri Camat Tambang. | Masuk ke Stand Kominfo, Ricana Djayanti : Tempat Menjadi Selebritis | Silaturahmi KPU dengan Ketua DPRD Siak Indra Gunawan
Sabtu, 27 April 2024
/ Kampar / 16:41:33 / Bersama Tim Ahli UGM, BPBD Kampar Lakukan Pembahasan Laporan Akhir Pengkajian Resiko Bencana.  /
Bersama Tim Ahli UGM, BPBD Kampar Lakukan Pembahasan Laporan Akhir Pengkajian Resiko Bencana. 
Kamis, 21/09/2023 - 16:41:33 WIB

Realitaonline.com, Bangkinang Kota -  Dalam mengantisipasi dampak dari berbagai bencana alam dan non alam yang terjadi khususnya untuk di Kabupaten Kampar, bersama tim dari Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar bahas Laporan Akhir Penyusunan Kajian Resiko Bencana Kabupaten Kampar 2023-2027, Kamis (21/9/2023).
 
Dipusatkan di ruang Rapat lantai III Kantor Bupati Kampar, Pj Bupati Kampar H Muhammad Firdaus,SE,MM yang diwakili Asisten II Setda Kampar Suhermi,ST membuka Forum Grup Discusion (FGD) Dokumen Kajian Resiko Bencana Kabupaten Kampar 2023-2027.
 
Suhermi dalam arahannya saat membuka FGD, beliau menyampaikan bahwa dalam dampak bencana perlu kajian. Karena kabupaten Kampar memiliki indeks risiko yang tinggi untuk multi ancaman bencana dan perhitungan indeks risiko dari tahun 2015-2022
 
Kabupaten kampar sendiri menempati urutan ke 5 tertinggi bahaya bencana di Provinsi Riau, dan peringkat 178 dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia. Dimana kategori tinggi bencana tersebut antara lain bencana Banjir, Tanah longsor, Karhutla, Cuaca Ekstrem, dan Gempa bumi.
 
Dari lima bencana diatas, hasil rekapitulasi kajian bahaya kabupaten kampar hanya satu bahaya terendah yakni bencana gempa. Selebihnya level merah atau tinggi. "Ucap Suhermi" 
 
Dengan demikian, Suhermi berharap kepada kita semua dinas terkait, Camat sampai Kepala Desa agar memahami dampak dari bencana, kajian kerentanan bencana, serta dampak bencana  tersebut.
 
Sementara itu Kalaksa BPBD Kampar Drs Agustar,M.Si, yang didampingi Sekretaris Muhammad Khatim dalam laporannya menyampaikan bahwa Kajian Resiko Bencana sendiri merupakan fase awal dari Strukturisasi Perencanaan Penaggulangan Bencana.
 
Dengan demikian, sangat perlu kita melakukan kajian risiko bencana dan kajian kerentanan bencana, Indeks ketahan daerah baik bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor maupun bencana Tsunami.
 
Beliau menyampaikan, bahwa dalam pengkajian risiko bencana. Kita harus mengetahui apa betul karakteristik  daerah bagaimana penanganannya.
 
Disisi selatan sendiri, atau tepatnya wilayah Kampar Kiri Hulu. Dimana di daerah ini terdapat 10 Desa terisolir yang aksesnya hanya melewati sungai. Maka perlu kajian, karena apabila musim hujan ataupun kemarau dengan transportasi sampan juga menjadi terkendala. 
 
Kemudian disisi barat seperti longsor yang akan mempengaruhi harga pangan di Pekanbaru yang secara tidak langsung mempengaruhi inflasi. Begitu juga daerah wilayah Tapung Raya terkait Migas dan dampak alam lainnya.
 
Selanjutnya, untuk di aliran sungai kampar yang musim hujan sering terjadi meluapnya air yang mengakibatkan banjir dan bisa berdampak tebing atau bantaran sungai kampar di pemukiman longsor.
 
Kemudian menurut Dr Dina Ruslanjari,M.Si selaku  Tim Ahli Program Magister Universitas Gajah Mada Yogyakarta selaku narasumber mejelaskan, bahwa Kajian Resiko bencana sendiri merupakan mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap resiko bencana.
 
Kemudian juga menurut Dr Renaldi Heru Jatmiko,M.Sc dan anggota lainnya Cahyadi Ramadhan, S.Si .M,Sc dan Diana Puspitasari, S.Si. Menurut mereka, ada lima bahaya uang dikaji faka KRB di kampar yang meliputi dari total 232 Desa/kelurahan berdampak banjir dengan luasan 350,4 hektar, kemudian sebanyak 105 Desa/kelurahan tanah longsor seluas 256,09 ha, begitu juga sebanyak 247 desa/kelurahan beresiko cuaca ekstrem dengan luasan 901,06 ha.
 
Selanjutnya sebanyak 248 desa/ kelurahan juga beresiko kebakaran hutan dan lahan dengan total luasan 968,9 ha, kemudian 248 desa/kelurahan berdampak bencana gempa dengan luasan 1.028,6 ha.
 
Dengan demikian, nilai resiko diperoleh dari hasil perhitungan nilai bahaya, kerentanan dan kapasitas kabupaten kampar. Penilaian indeks ketahanan daerah kabupaten kampar 0,39, dan menunjukkan kapasitas daerah Rendah."Ujar Heru".
   
 
 
 
 
 

Alamat Redaksi & Iklan :
 
Jl. Garuda No. 76 E Labuhbaru
Pekanbaru, Riau-Indonesia
  Mobile  : 081268650077
Email : yhalawa2014@gmail.com